Penutupan TPA Open Dumping, Solusi Pengelolaan Sampah?
Ellisa
4/8/20253 min read
Penutupan 343 Tempat Pembuangan Akhir (TPA) yang masih menggunakan sistem open dumping di Indonesia merupakan langkah strategis dalam meningkatkan pengelolaan sampah yang lebih ramah lingkungan. Selain itu, penutupan TPA open dumping ini tidak hanya bertujuan untuk mengurangi dampak negatif terhadap lingkungan, tetapi juga membuka berbagai peluang ekonomi baru khususnya di sektor daur ulang dan pengolahan limbah. Dengan demikian, kebijakan ini diharapkan dapat menciptakan sistem pengelolaan sampah yang lebih berkelanjutan.
Dampak Penutupan TPA Open Dumping
Sistem open dumping selama ini menjadi penyebab utama berbagai permasalahan lingkungan, termasuk pencemaran tanah dan air, emisi gas rumah kaca, serta risiko kesehatan bagi masyarakat sekitar. Dengan ditutupnya TPA open dumping, tantangan baru muncul dalam hal pengelolaan sampah secara lebih efektif. Berikut beberapa dampak utama yang perlu diperhatikan:
Peningkatan Beban Pengelolaan Sampah di Daerah
Dengan ditutupnya TPA yang tidak sesuai standar, banyak daerah harus mencari alternatif lain untuk mengelola sampahnya. Jika tidak ditangani dengan baik, ini dapat menyebabkan peningkatan sampah liar.Dampak terhadap Sektor Pemulung dan Pekerja TPA
Ribuan pemulung dan pekerja yang bergantung pada TPA open dumping berisiko kehilangan mata pencaharian. Solusi berbasis ekonomi sirkular diperlukan untuk mengakomodasi mereka dalam sistem baru.Peluang Pengelolaan Sampah Berbasis Teknologi
Penutupan ini juga membuka jalan bagi teknologi baru dalam pengelolaan sampah, seperti daur ulang plastik, konversi sampah menjadi energi, dan pengelolaan organik menjadi kompos.
Peluang Ekonomi dari Penutupan TPA Open Dumping
Menurut data dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), potensi ekonomi dari pengelolaan sampah yang lebih baik dapat mencapai Rp127,5 triliun per tahun. Beberapa sektor yang mendapat manfaat dari transformasi ini antara lain:
Industri daur ulang material: Pengolahan sampah plastik, kertas, logam, dan kaca dapat memberikan nilai ekonomi hingga Rp42,3 triliun per tahun.
Produksi kompos dan pupuk organik: Limbah organik dapat diolah menjadi pupuk dengan nilai ekonomi sekitar Rp18,7 triliun per tahun.
Pemanfaatan sampah menjadi energi: Konversi sampah menjadi sumber energi terbarukan dapat bernilai Rp26,5 triliun per tahun.
Produksi bahan bakar alternatif: Seperti refuse-derived fuel (RDF), dengan potensi nilai ekonomi Rp13,8 triliun per tahun.
Teknologi urban mining: Pemulihan logam berharga dari sampah elektronik memiliki potensi Rp9,7 triliun per tahun.
Digitalisasi pengelolaan sampah: Aplikasi dan platform berbasis teknologi dapat menciptakan nilai ekonomi sebesar Rp7,2 triliun per tahun.
Peran PT Tridi Ageng Gemilang dalam Pengelolaan Sampah Berkelanjutan
Sebagai perusahaan yang berfokus pada solusi produksi bersih dan pertanian berkelanjutan. PT Tridi Ageng Gemilang (TAG) memiliki peran penting dalam mendukung transisi ini. Beberapa kontribusi TAG meliputi:
Produksi Pupuk Organik Hayati
PT TAG mengembangkan pupuk organik hayati seperti Fertolamic. Produk ini dapat meningkatkan hasil panen hingga 10% dan mengurangi penggunaan pupuk kimia hingga 50%. Produk ini mendukung pengurangan sampah organik yang masuk ke TPA dengan mengolahnya menjadi pupuk bernilai ekonomi tinggi.Dekomposisi Limbah Organik dengan Bioteknologi
TAG mengembangkan teknologi dekomposer yang dapat mengolah limbah organik dengan lebih efisien. Teknologi ini membantu mengurangi jumlah sampah yang dibuang ke TPA. Sehingga dapat mendukung sistem pengelolaan limbah yang lebih berkelanjutan.Edukasi dan Konsultasi bagi Petani dan Industri
PT TAG juga aktif memberikan edukasi dan konsultasi kepada petani serta pelaku industri. Edukasi yang diberikan meliputi manfaat pengelolaan limbah yang lebih efisien dan inovatif. Hal ini memampukan mereka untuk dapat berkontribusi dalam menciptakan sistem pertanian yang lebih ramah lingkungan.Dukungan terhadap Ekonomi Sirkular
PT TAG berperan dalam mendorong sistem ekonomi sirkular, di mana limbah pertanian dapat diubah menjadi produk bernilai guna. Produk yang dihasilkan antara lain pupuk organik, enzim dekomposer, dan solusi ramah lingkungan lainnya.
Mewujudkan Ekonomi Sirkular melalui Kolaborasi
Penutupan TPA open dumping membuka peluang bagi berbagai pihak untuk berkontribusi. Mereka diharapkan mampu menciptakan solusi pengelolaan sampah yang lebih baik. Kolaborasi antara pemerintah, sektor swasta, dan masyarakat menjadi kunci keberhasilan dalam menerapkan ekonomi sirkular.
Solusi yang Perlu Diterapkan
Pengembangan Infrastruktur Pengelolaan Sampah Modern
Pemerintah perlu membangun fasilitas pengolahan sampah yang lebih modern. Contohnya pusat daur ulang, tempat pemrosesan kompos, dan teknologi waste-to-energy.Edukasi dan Partisipasi Masyarakat
Kesadaran masyarakat mengenai pentingnya pemilahan sampah, pengurangan limbah plastik, dan penggunaan produk ramah lingkungan harus ditingkatkan.Insentif bagi Pelaku Industri Ramah Lingkungan
Pemerintah dapat memberikan insentif berupa subsidi atau keringanan pajak bagi perusahaan yang menerapkan produksi bersih dan solusi berbasis ekonomi sirkular.Mendorong Investasi di Sektor Hijau
Penutupan TPA open dumping dapat menjadi momentum untuk menarik lebih banyak investor ke sektor pengelolaan sampah dan energi terbarukan.
Dengan dukungan inovasi teknologi serta kebijakan yang tepat, dan dengan peran aktif dari perusahaan seperti PT Tridi Ageng Gemilang, Indonesia dapat bergerak menuju masa depan yang lebih bersih dan berkelanjutan. Transformasi ini tidak hanya menjaga lingkungan, tetapi juga menciptakan peluang ekonomi baru yang menguntungkan bagi banyak sektor.